Sabtu, 19 Maret 2016

Grafika

1. Kertas
Kertas (bahan cetakan) adalah merupakan bahan yang sangat penting di dalam pekerjaan cetak sehingga penyesuaian kualitas dari kertas (bahan cetakan) akan sangat dominan di dalam menentukan/menghasilkan kualitas cetak.
Kertas (bahan cetakan) dapat dibagi menjadi :
1.
Uncoated
, yang termasuk uncoated antara lain : HVS, HVO, Kertas
koran, dll. Uncoated mempunyai
sifat penyerapan besar, permukaan
yang kasar, mudah terjadi picking (t
ercabut), PH rendah sehingga
lambat kering, dan karena permuk
aannya bergelombang (tidak rata)
maka hasil cetak tidak menimbulkan gloss. Cemani Toka dalam hal
ini sudah menyesuaikan tinta untuk kertas uncoated tersebut.
2.
Coated
, yang termasuk coated antara lain : art paper, coated paper,
mat coated, cast coated, art karton,
coated karton. PT
Cemani Toka
dalam hal ini sudah menyesuaikan
tinta untuk jenis-jenis kertas
coated.
3.
Non Absorption Paper
, yang termasuk non absorbtion antara lain :
Vynil stiker, Yupo, Typex, Gold Fo
il, Alumunium Foil, art synthetic
paper, dll.
Karena jenis ini tidak mempunyai
daya serap, maka pengeringan
terjadi secara oksidasi penuh. Bias
anya timbul masalah set off atau
lambat kering. Sehingga perlu
penanganan khusus seperti :
-
tidak menumpuk hasil cetakan terlalu tinggi
-
PH air pembasah tidak te
rlalu asam (karena akan
menghambat oksidasi)

-
memakai air pembasah seminim mungkin
Hati-hati karena tinta mempunyai pengeringan lebih cepat dari
pada tinta biasa, tidak sampai lapis
an tinta mengering. Menurut Dameria
(2005 : 98), jenis kertas terbagi
menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. kertas berdasarkan jenis serat, ke
rtas jenis ini terbagi menjadi 2
(dua) yaitu :
a. kertas mengandung kayu, dengan ciri-ciri :
-
terdiri dari serat mekanis
-
tidak tahan disimpan lama
-
mudah berubah warna jika terkena matahari
contoh : koran, HHI
b. kertas bebas kayu, dengan ciri-ciri :
-
terdiri dari serat kimia
-
tahan disimpan lama
contoh : HVS, HVO
2. kertas berdasarkan pekerjaan akhir, yaitu :
a. kertas coated, dengan ciri-ciri :
-
terdiri dari kertas dasae
dan lapisan kapur dengan bahan
perekat
-
permukaannya halus dan mengkilap (gloss)
-
daya serap terhadap minyak lemah
contoh : art paper, kunsdruk
b. kertas uncoated, dengan ciri-ciri :
-
tidak diberi lapisan kapur
-
permukaan kertas kasar tapi bisa juga dihaluskan
-
daya serap terhadap minyak kuat
contoh : koran,HHI, HVS, HVO
3. kertas berdasarkan penggunaannya, yaitu :
a. Kertas cetak, seperti HVO, koran, art paper
b. Kertas tulis, seperti HVS, kertas gambar
c. Kertas bungkus, seperti cassi
ng, kertas sampul, kertas
Samson
d. Kertas khusus, seperti kert
as uang, kertas sigaret, kertas
tisue.
1.1. Bahan baku kertas
Ada 2 macam bahan baku kertas, antara lain :
a. Pulp mekanis, dengan ciri-ciri :
-
seratnya tidak murni masih mengandung lignin
-
seratnya tidak utuh (banyak yang rusak)
-
tidak tahan terhadap penyimpanan (warna kertas berubah
menjadi kuning)
-
mempunyai opasitas tinggi
-
permukaan kertas lebih lunak
-
harga murah
b. Pulp kimia, dengan ciri-ciri :
-
seratnya murni, tidak mengandung lignin
-
seratnya utuh
-
lebih stabil terhadap penyimpanan
-
mempunyai opasitas lebih rendah
-
permukaan kertas lebih kaku

-
harga lebih mahal
2. Tinta Cetak
Susunan umum suatu tinta terdiri
atas varnish (vehicle) atau
bahan pengikat, pigment (zat warna/
dai), aditional agent atau bahan
penolong. Varnish, pigment, additional
agent diproses menjadi tinta
cetak melalui proses produksi mulai
dari pre mixing, gr
inding, mixing
(color matching), sampai canning melalui standar proses produksi yang
sudah baku dan akan mendapat hasil
kualitas yang baku pula.
2.1. Berbagai Jenis Tinta
2.1.1. Tinta garis
,
Zat cair dari tinta ini digunak
an air atau campuran air dengan
spiritus. Tinta ini tidak mengandung
bahan pengikat, sehingga zat
cair itu khusus untuk melarutk
an saja. Bahan warnanya adalah
bahan warna "dai", dalam bentuk
bubuk halus (pud
er) dimasukkan
ke dalam pelarut dan di
dalamnya mudah sekali larut.
Perekatan
bahan warna pada kertas terjadi
karena bahan warna mewarnai
serat-serat selulosa.
Tinta garis digunakan
untuk membuat garis-
garis blok catatan,
buku tulis clan dan
lain sebagainya.
2.1.2. Tinta fl
eksografi,
Tinta ini di samping mangandung
bahan pelarut (alkohol) juga
mengandung bahan pengikat dalam bentuk
tannine, shellak, atau
arpus buatan. Sebagai bahan warna
untuk tinta fleksografi yang
normal digunakan zat warna dai. Tinta
ini terdapat kelompok penting
tinta pigmen. Tinta ini mengandung
pigmen warna transparan. Ini
terutama perlu pada tinta putih y
ang digunakan menc
etak selofan.
Untuk bahan warna yang dilarutk
an, kita hanya membutuhkan
bahan pengikat. Pada tinta pigm
en harus digunakan bahan
pengikat,yang lebih banyak
, karena butir-butir pigmen akan terletak
lepas di atas dasar, dan dapat dihapus
. Gejala ini dapat pula timbul
pada tinta-tinta lain.
2.1.3. Tinta rotasi cetak dalam/ rotogravure
Yang hampir sejenis dengan tinta
fleksografl y
ang menutup,
adalah tinta rotasi cetak dalam. Zat ca
ir terdiri dari bahan pelarut,
dalam hal ini toluol atau xylol dan
bahan pengikat yang dilarutkan di
dalamnya, misalnya bahan gilsonit
(sejenis aspal al
amiah), arpus -
selulosa clan dan sebagainya. Bahan warnanya adalah pigmen.
Pengeringan pada kertas, seperti pada
tinta fleksografi, sebagian
terjadi karena
penguapan dan se
bagian karena peresapan.
2.1.4. Tinta koran,
tinta kerja dan
tinta cetak tinggi rotasi (Tinta
tidak cepat menguap)
a. Tinta koran rotasi
Tinta ini sangat se
derhana, pada prinsipny
a terdiri dari
minyak mineral dan pigmen. Ti
nta ini tak mengandung bahan
pelarut yang menguap. Selain pigm
en yang tak dapat larut (lengas
gas atau jenis-jenis lengas yang
lain), tinta ini mengandung zat
yang disebut toner, ialah bahan pewa
rna biru atau ungu. Maksud
dari toner ini adalah untuk mene
tralkan warna yang bernada
kecoklat-coklatan yang menjadi
sifat dari sebagian besar macam
lengas. Minyak mineral yang digunak
an untuk tinta koran, sering
dilarutkan sejenis damar. Damar
ini bukan bahan pengikat, karena
setelah pencetakan tetap larut
clan tak menunjukkan pengikatan
pada pigmen. Cocok untuk bahan ke
rtas yang mempanyai daya
serat tinggi.
b. Tinta koran hitam
Tinta ini lebih kental dibanding
tinta koran rotasi yang dapat
dikatakan encer. Bila pada mesin
rotasi digunakan tinta kental,
maka kertas koran akan robek karena
tertarik oleh tinta itu. Tinta
kerja (smout) erat sekali ikatannya dengan tinta koran hitam, tetapi
di samping minyak mineral,
mengandung pula vernis lena dalam
prosentase terten
tu. Tinta hitam kerja te
rutama digunakan untuk
mencetak barang cetakan
perdagangan (handelsdrukwerk)
c. Tinta cetak buku
clan
roman
Tinta ini lebih baik mutunya da
ripada tinta kerja, tetapi
perbedaannya tidak demikian besar.
Tinta inipun sedikit banyaknya
mengandung minyak mineral.
2.1.5. Tinta miny
ak lena (lijnolie)
Tinta ini tak mengandung minyak mineral, tetapi hanya
mengandung vernis minyak lena; penge
ringan terjadi dengan cara
bereaksi dengan udara.
Dalam hal ini vernis minyak lena berubah menjadi unsur padat
(linoxyn), di bawah pengaruh
zat asam dari udara.
Proses pengeringan ini dipercepat dengan menambahkan
bahan pengering, seperti
campuran timah, man
gan clan kobalt,
yang dicampurkan ke dalam tinta dal
am bentuk pasta atau cairan
(siccative). Tinta itu setelah sa
tu hari (sering juga setelah
beberapa jam) telah cukup mengering,
sehingga bila kertas oplah
ditumpuk dan dipotong, tak me
nunjukkan gejala
menular. Dalam
tinta minyak lena termasuk
tinta ilustrasi
clan
tinta hitam
cetak Was
(prachtdruk).
Dalam kelompok yang sama termasuk
tinta offset, tinta
mengkilap
dan beberapa macam tinta yang digunakan pada mesin
cetak tinggi untuk mencetak permu
kaan-permukaan rapat seperti
misalnya kertas logam dan selofan. Tinta-cetak minyak lena yang
modern (untuk cetak
buku maupun offset) bi
asanya mengandung
arpus buatan atau alamiah,
yang telah mengalami proses
perubahan kimia. Tinta yang mengandung arpus ini menunjukkan
kilauan yang lebih dan mengering l
ebih cepat dari tinta minyak
lena biasa. Kita sebu
t tints ini dengan nama,
"tinta sintetis".
2.1.6. Tinta heat-set
(kering dengan panas)
Untuk memperoleh pengeringan yang
cepat, tinta dari macam
minyak lena diolah dengan camp
uran kadar minyak mineral
tertentu. Tinta ini digunakan pada
mesin rotasi yang berputar cepat
untuk pencetakan. ma
jalah yang menggunakan kertas cetak seni
(kunstdruk) dalam, bentuk gulungan.
Jalur kertas setelah dicetak
dilintaskan melalui sederetan api gas yang memanasi jalur
sedemikian rupa sehingga minyak
mineral menguap. Setelah
didinginkan, tinta telah cukup ke
ring, sehingga barang cetakan
dapat dipotong dan dilipat. Tinta dem
ikian disebut tinta Heat-set.
2.1.7. Tinta cepat-kering (quick-set)
Tinta lain yang cepat sekali men
gering ialah tinta "Quick-set".
Sebagai bahan pengikat digunakan suatu
zat, sejenis getah karet,
yang sangat halus dalam minyak mi
neral. Segera setelah tercetak,
minyak mineral yang tipis diser
ap kedalam kertas, sedang karet
yang mengembang merekat
satu sama lain, hi
ngga menjadi lapisan
dan mengikat pigmen pada
permukaan kertas.
Banyak tinta modern yang cepa
t mengering di
buat menurut
prinsip mi. Tetapi sebagai penggant
i karet dan minyak mineral
digunakan suatu arpus buatan dan bahan
pelarut yang encer sekali.
Setelah pencetakan, seperti pada
tinta quick-set, terjadi
pengeringan yang cepat pada lapis
an tinta, sedang pengerasan
selanjutnya terjadi seperti
pada tinta minyak cat.
2.1.8. Tinta dengan pengeringan
uap air (moisture-set ink)
Yang juga cepat mengering adalah yang disebut tinta dengan
pengeringan uap air (moisture-set atau
steam-set ink). Tinta ini tak
mengandung 'minyak; bahan cair diben
tuk dengan larutan sejenis
arpus buatan dalam sejenis gliserin
, ialah glycole. Glycole ini dapat
dicampur dengan air, tetapi seger
a menyerap air; arpus menjadi
membeku dan dengari cara demiki
an mengikat pigmen-pigmen
pada kertas.
2.2. Sifat-sifat tinta
cetak (Ink property)
Sistim penintaan dapat dibagi
menjadi empat bagian (lihat
gambar 2.2.):
a. Bak tinta, tempat persediaan tinta
b. Rol bak, fungsinya mengeluark
an tinta dari bak ke rol-rol
distribusi mela
lui rol jilat.
c. Rol-rol distribusi atau seksi
distribusi, yang menerima lapisan
tinta tebal dari rol bak, menye
barkannya menjadi lapisan yang
tipis merata, dan menghantarka
nnya ke rol acuan (pelat).
d. Rol-rol acuan atau rol-rol pe
lat, yang menghantarkan lapisan
tinta kepada permukaan pelat ofset
dengan ketebalan yang tepat.
Sistim penintaan dari pada
mesin-mesin cetak Letterpres pada
prinsipnya sama dengan sistim
penintaan diatas, demikian juga
fungsi masing
-masing bagian.
Dengan memperhatikan gambar
skema sistim penintaan dapat
diuraikan: tinta keluar dari bak tinta,
kemudian mengalir kebawah,
kerangkaian rol distribusi dan
tersebar menjadi lapisa
n yang tipis merata pada rol-rol serta pindah
dari rol-rol acuan ke acuan/pelat.
Selanjutnya tinta melekat pada
bagian yang mencetak dari pelat (acu
an) dan tidak mengalir atau lari
kebagian yang tidak
mencetak. Akhirnya tinta pindah dari acuan ke
kain karet lalu ke kertas cetak. Sifat-sifat tinta cetak jika mungkin
harus disesuaikan denga
n kebutuhan dari setiap
tahap penghantaran
tinta. Daya alir tinta cetak agar
dapat mengalir dari bak
tinta sampai
kepermukaan bahan cetak (kertas) disebut
flow
. Alat untuk mengukur
flow, dapat menggunakan alat yang
sangat sederhana, misalnya
dengan sebidang kaca
yang diletakkan miring
atau dengan spread
meter yang mampu mengukur daya
sebar tinta dalam jangka waktu
tertentu.
Untuk memperoleh
gambar-cetak yang tanpa
cacat, tinta tidak boleh
terlalu encer, dan tidak
terlalu kental. Ukuran untuk
keadaan encer-kentalnya
tinta ini disebut
viscositas
.
Viscositas adalah kekentalan
tinta cetak atau ukuran tekanan dalam
(internal friction) dari suatu zat
cair terhadap alirannya yang diukur
dengan alat ukur Viscometer dengan
satuan Centipoise (cP). Tinggi rendahnya viscositas tinta cetak
dipengaruhi oleh sifat mesin ceta
k dan bahan cetakan (kertas).
Viskositas tinta ditentukan ol
eh bahan pengikatnya (pembawa
warnanya). Dengan menam
bahkan bahan pengencer
atau vernis dari
berbagai tingkat viskositas, penc
etak dapat mengubah viskositas
tintanya.
Pada tiap pengalihan lapisan tinta dari satu permukaan ke
permukaan lain, terjadi pembagian
lapisan tinta itu. Ketahanan itu
dinamakan kelekatan atau kelengket
an tinta atau yang sering disebut
tackness
. Tackness adalah sifat lengket (kelengketan). Tinggi
rendahnya kelengketan tinta cetak akan di
tentukan oleh sifat-sifat mesin
cetak/kecepatan, sifat bahan cetakan
(kertas), jenis cetaka
n, dan lain-lain.
Alat pengukur tackness adalah tack
meter. Viskositas dan kelengketan tinta
dapat diubah deng
an penambahan
pasta, bahan pengencer, dan vernis
dari berbagai kele
ngketan. Minyak-
cetak membuat tinta encer dan
pendek. Tinta ofset yang encer dan
pendek sangat mudah mengendap
pada rol hantar air.
Sedangkan Pasta-
cetak membuat tinta pendek, tetapi
tidak encer, jadi baik terhadap
pencabutan.
Konsistensi dari sifat tinta cetak
juga berubah karena gerak tinta.
Tinta akan diam ketika dalam bak tint
a, maka akan lebih kental daripada
kalau digerakkan. Sifat tinta ini ma
sish dipertinggi karena kerjasama
antara pigmen organik dan vernis
, sifat tinta ini disebut
tiksotrop
.
Thixotropy adalah sifat yang
dimiliki tinta ofset menj
adi cair ketika diaduk
dan akan kembali mengental bila didiam
kan. Menurut jenis proses cetak
dan pemilihan bahan pengikat bagi
tinta, pada dasarnya dapat
dibedakan tiga jenis pengerin
gan, antara lain: (a)
setting
, pengeringan
karena perasukan tinta, (b)
oksidasi
dan
polimerisasi
, pengeringan
karena oksidasi tinta, dan (c)
evaporasi
, pengeringan karena penguapan
bahan pelarut. Pengeringan tinta sampai dengan ke pori-pori kertas
disebut
drying time
. Perasukan tinta merupakan gejala fisik yang
sederhana. Bahan pelarut
dan sebagian bahan pengikat terserap oleh
serat-serat kertas. Penampang kertas
tercetak yang tintanya merasuk
seluruhnya, memperlihatkan tinta y
ang telah masuk ke dalam kertas.
Jumlah perasukannya tergant
ung dari tertutupnya permukaan dan
kekerasan kertas. Tinta ofset Rotasi keringnya tinta karena gabungan
dari ketiga proses pengeringan tersebut. Untuk mempercepat
pengeringan dengan peningkat
an suhu. Cetak ofset rotasi menggunakan
tinta kering, karena panas (heat set)
. Bahan yang tercetak dengan tinta
ini, dialirkan melalui tungku penger
ing yang biasanya dipanasi dengan
nyala gas, sehingga dapat mengering seluruhnya.
Baik buruknya pengalihan tint
a ke kertas tergantung pada
beberapa faktor, antara lain : (1) te
kanan antara rol-rol tinta, (2)
kekerasan rol-rol tinta (karet), (3)
kerataan/ kelicinan permukaan kertas,
(4) kemudahan kertas untuk dibasahi
dengan tinta, (5) ketebalan lapisan
tinta cetak, (6) sifat alir tinta cetak (reologi), (7) kecepatan mesin cetak,
(8) tekanan cetak, dan (9) bahan acuan
(pelat cetak). Disamping itu,
kekenyalan kain karet juga mempengaruhi
alih tinta sehingga tinta dapat
melekat di kertas dengan sempurna pada
lapisan yang sangat tipis. Rol-
rol tinta yang sudah mengeras, besar
nya diameter antara tepi kanan-
tengah-tepi kiri rol tidak sama atau di
ameter rol tinta menjadi lebih kecil
akan sangat sulit untuk
dapat mengalirkan tinta
dengan baik. Alangkah
lebih baiknya rol tinta seperti ini digant
i. Derajat kekerasan dari rol karet
dinyatakan dengan derajat
shore. Berikut derajat kekerasan yang
umumnya lazim dipakai : (1
) rol hantar tinta 28-32
°
shore, (2) rol jilat tinta
38-42
°
shore, (3) rol penyalur 38-42
°
shore, (4) rol jilat air 20-22
°
shore,
dan (5) rol hantar air 18-20
°
shore.
Pengambilan air (
water pick up
) oleh tinta pada batas tertentu
sangat dibutuhkan dalam proses ceta
k agar transfer tinta dapat stabil.
Hal ini harus didukung oleh :
1. Air pembasah yang ideal
2. Tekanan rol-rol tinta yang sesuai
(terutama tek
anan ink form roll)
3. Tekanan rol-rol air yang seimbang
Jika kondisi ketiga unsur tersebut ku
rang baik, maka terjadi kelebihan
atau kekurangan pengambilan air ol
eh tinta, sehingga dapat
menimbulkan masalah transfer tinta tidak
stabil, set off, lambat kering,
kurang gloss atau setelah kering gloss kering (
dry down
), tahan gosok
lemah, keseimbangan raster dan solid tidak tercapai, warna sulit dicapai.

sumber : https://www.facebook.com/angelz.tieckha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar